Menyebut bento pasti langsung teringat makanan bekal dari negeri Sakura. Bento berisi nasi dengan ragam lauk sesuai selera. Orang Jepang mengemas bento dalam wadah praktis sehingga mudah dibawa kemana-mana. Bento ada yang khusus disajikan di kereta dan stasiun kereta Jepang.
Bento tersebut dinamai ekiben, berasal dari kata "eki" yang berarti stasiun kereta dan "ben" berarti bento. Ekiben biasanya menjadi buruan para traveler yang lapar atau sekadar ingin mengganjal perut. Variannya pun sangat beragam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa orang bahkan sengaja mencari ekiben meski tidak sedang berpergian dengan kereta. Karena setiap stasiun kereta api di tiap wilayah punya racikan lauk berbeda. Dari ragam lauknya orang bisa tahu dari stasiun mana ekiben berasal. Berikut beberapa fakta menarik lain soal ekiben yang detikFood rangkum dari berbagai sumber.
1. Sudah ada ratusan tahun lalu
Foto: Istimewa
|
Perjalanan kereta di Jepang sudah ada sejak tahun 1872. Hanya saja waktu pasti kemunculan ekiben tidak dapat diverifikasi. Yang jelas kehadiran kereta, banyak penumpang, dan rasa lapar yang kerap dialami penumpang membuat kemungkinan munculnya ekiben tak jauh dari tahun tersebut.
Dikutip dari Tofugu (4/10), informasi yang populer menyebut ekiben pertama kali dijual di stasiun Utsunomiya Prefektur Tochigi. Menu pertamanya adalah dua bola nasi yang dikemas dalam daun bambu lalu dilengkapi acar. Harganya terbilang terjangkau, kira-kira sama seperti harga ekiben sekarang.
Kini di Jepang, ekiben memiliki hari perayaan khusus tiap 10 April. Tanggal tersebut didapat dari simbol kanji penulisan ekiben yang menyerupai kombinasi karakter 10 dan 4. Hal ini lalu dianggap tanggal 10 bulan 4 alias April. Pembuat ekiben Japan Rail pun merayakan hari ekiben ke 134 tahun pada 2019.
2. Perkembangan ekiben
Foto: iStock/Istimewa
|
Pilihan dan variasi menu ekiben berkembang seiring waktu. Dulu tahun 1888, ekiben yang dijual di Stasiun Himeji konon memuat nasi dengan beberapa pelengkap. Beberapa sumber juga menyebut ekiben pertama menghadirkan menu lokal andalan. Misalnya saja ekiben sushi di Ichinoseki dan Kurosawajiri di awal tahun 1890.
Dahulu ekiben disajikan dengan nampan yang dikalungi di dada penjual. Mereka akan berteriak untuk mempromosikan menunya. Nantinya kalau ada pengunjung kereta tertarik, mereka membeli lewat jendela saat kereta sedang berhenti di stasiun.
Soal wadah pun kadang dibuat istimewa dengan sentuhan seni dan desain grafis khas Jepang. Dalam beberapa masa juga muncul edisi ekiben istimewa. Misalnya saja di tahun 1964 ada ekiben khusus di Stasiun Tokyo untuk memperingati Olimpiade.
Baca Juga: Bento Berwadah Lucu Ini Bisa Didapatkan di Stasiun Kereta di Jepang
3. Jatuh bangun ekiben
Foto: iStock/Istimewa
|
Selama Perang Dunia II, ekiben dipengaruhi pasokan makanan dan situasi yang ada. Karena terbatasnya stok nasi, ekiben digantikan ubi dan mie sebagai karbohidrat utama. Lalu pembungkusnya yang tadinya mewah diganti dengan kertas polos. Kadang di atas kertas kerap dibubuhkan slogan patriotisme.
Berlanjut ke tahun 1973, kala itu ekiben begitu populer. Dipengaruhi kemunculannya dalam drama yang ceritanya diambil dari manga. Bercerita soal pria yang berkeliling Jepang untuk mencicip ekiben. Periode ini disebut-sebut sebagai masa emas ekiben. Penjualannya naik dari 2 juta kotak per minggu di akhir tahun 1970-an menjadi 12 juta kotak per hari di pertengahan 1980-an.
Meski begitu, penjualan ekiben menurun 50% dalam rentang tahun 1987-2008. Hal ini dipengaruhi pilihan transportasi masyarakat Jepang yang beralih ke mobil pribadi hingga pesawat. Beberapa pembuat ekiben pun melakukan inovasi seperti promosi yang lebih menarik hingga teknologi canggih seperti kotak ekiben yang bisa memanaskan sendiri.
4. Ekiben sekarang
Foto: iStock/Istimewa
|
Tsunagu Japan (4/10) menjelaskan sekarang ada lebih dari 4.000 jenis ekiben di Jepang. Kreasinya makin beragam dengan penggunaan bahan berkualitas tinggi. Sebut saja kepiting, abalone, sampai bulu babi.
Juga ada penggunaan bahan makanan lokal yang jadi andalan tiap wilayah. Contohnya ada nasi gurita Akashi, seafood Hokkaido, ayam Akina Hinai, belut Tokyo, sampai salmon Ishikari. Beberapa yang populer adalah kamameshi Oginoya di Prefektur Gunma dan shamoji-kakimeshi dari Prefektur Hiroshima dimana nasi tiram dan tiram goreng dipadukan.
Untuk menikmati ekiben, orang Jepang memadukannya dengan teh. Kini teh dikemas dalam botol dan kaleng yang lebih praktis dan mudah dibawa kemana-mana. Namun dulu di tahun 1868 - 1926, teh untuk ekiben masih disajikan di teapot atau botol berbahan keramik atau kaca. Hingga kini masih ada yang menjual teh di tempat tersebut misalnya saja di Stasiun Kobuchizawa di Prefektur Yamanashi.
5. Ekiben terbaik di Stasiun Tokyo
Foto: iStock/Istimewa
|
Tahun 2017, terdapat survei pada 26.251 orang tentang ekiben enak di Stasiun Tokyo. Survei tersebut meminta penilaian orang soal kriteria rasa, presentasi dan kemasan ekiben. Dari segi rasa, ekiben dari wilayah Tohoku menjadi pemenangnya. Kenikmatannya didapat dari paduan ikan flounder panggang dengan vinegared sushi rice dan daun shiso.
Lain lagi dari soal presentasi. Bento dari Tohoku juga jadi sorotan karena menampilkan susunan Hachinohemae Okisaba dan salmon Kaikyo yang terlihat indah. Kemasan yang menarik juga jadi penilaian ekiben. Fukkokuban Gotaimeshi memenangkannya dengan gambar yang menunjukkan daerah Pesisir Kanagawa.
Soal keseluruhan penilaian, Ebisenryo Chirashi jadi juara. Chirashi mengacu pada campuran dari berbagai bahan sushi. Ekiben dari Nigata ini menghadirkan telur tebal a la Tamagoyaki beserta udang, cumi-cumi, kohada, dan unagi dengan vinegared sushi rice dibagian paling bawah.
Baca Juga: 5 Bento Terbaik Jepang yang Bisa Didapat di Stasiun Kereta Api
Halaman 2 dari 6